Beberapa Info bagi yang berminat :

Sabtu, 09 Mei 2009

Peluang Budidaya Belut


Tak heran jika akhir-akhir ini banyak media mengekspos tentang besarnya peluang bisnis budidaya belut. Dan bagi yang terbiasa ‘melek’ di depan internet, mungkin juga tak jarang menemukan sebuah forum yang memperbincangkan tentang gurihnya berbisnis di bidang yang satu ini. Sebenarnya seberapa besar peluang budidaya belut?

Mengandalkan belut tangkapan dari alam untuk dipasarkan kembali ternyata sudah bukan sesuatu yang mudah lagi. Pasokan yang didapat dengan cara tersebut lama kelamaan semakin menipis. Berangkat dari kenyataan tersebutlah Ardiyan Taufik, pria dari kota Solo yang telah bergelut dalam bisnis ekspor belut semenjak 4 tahun yang lalu, akhirnya mulai merintis budidaya belut. Ia banyak berhubungan dengan para pengepul di berbagai daerah di Tanah Air untuk kemudian dikumpulkan dan dijual ke luar negeri.

Bisnis budidaya belut sendiri dimulai sekitar 1,5 tahun yang lalu (awal tahun 2006).Berdasarkan pengalaman bisnis budidayanya, menurut Ardiyan budidaya belut terbilang tidak sulit. Pebisnis yang ingin serius menekuni budidaya belut hanya dituntut untuk intens dalam hal perawatan dan pemberian pakan. Sementara dalam pemberian pakan pun, kata Ardian, pakan belut termasuk simpel. Pakan belut itu tidak berhubungan dengan pabrik. “Pakannya bisa keong mas atau bekicot. Jadi tidak tergantung pada pakan hasil pabrik,” ujar Ardiyan. Berdasarkan hitung-hitungan biaya operasional, biaya pakan tersebut menurut Ardiyan hanya menggunakan 15%-20% dari biaya operasional. Jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan komoditas perikanan lain yang biaya pakannya menelan hingga 60% dari biaya operasional.

Hanya saja menurut Ardiyan, banyak peternak pemula yang belum mengetahui seluk beluk membudidayakan komoditas yang satu ini. Biasanya para pemula akan bersemangat hanya sekitar 1 hingga 5 minggu di awal bisnis budidayanya. Selanjutnya mereka mengira bahwa usaha tidak berhasil karena tidak melihat tanda-tanda kehidupan ternak di siang hari. Padahal belut memang tidak aktif seperti produk perikanan lainnya. “Belut ini hewan malam, dan nyaris tidak kelihatan, tidak seperti ikan,” ujar Ardiyan.

Berminat budidaya belut, pada dasarnya modal menurut Ardiyan bukanlah yang utama. Jika calon pebisnis memiliki kolam semen, atau bahkan jika tidak ada bisa menggunakan kolam terpal. Sementara untuk bibitnya calon pebisnis bisa memulai dengan berusaha mendapatkan bibit dari sawah. Bibit belut bisa lebih mudah didapatkan di sekitar pertanian organik. Jika tidak bisa didapat dengan cara gratis, sambung Ardiyan, bibit belut sawah bisa didapat dengan harga sekitar Rp25.000/kg.

Jika dibudidayakan secara intens, bibit belut berukuran sebesar rokok akan membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 6 bulan untuk bisa dipanen untuk kemudian dipasarkan. Pilihannya ada pada pebisnis sendiri. Jika ingin dipasarkan secara lokal, biasanya waktu 3, 4 atau 5 bulan cukup untuk budidaya. Sementara untuk pasar ekspor biasanya akan memakan waktu 6 bulan.

Bicara harga jual juga menarik. Dari hasil panen, Ardiyan bisa mematok harga sekilo belut isi 10 seharga Rp15.000 untuk pasar lokal, bahkan bisa mencapai Rp18.000 di enuser. Sementara untuk pasar ekspor biasanya sekilo isi 10 dengan harga Rp20.000.

Tentang pasar ekspor belut sendiri, Ardiyan juga lebih tahu. “Coba saja lihat Singapura dan Malaysia, mereka darimana mendapatkan belut, kan tidak ada sawah,” ilustrasi Ardiyan. Jadi jika pun ada pihak-pihak yang pesimis dengan tidak adanya pasar ekspor bagi hasil budidaya belut Tanah Air, menurutnya harus dibuktikan sendiri. Hanya saja pebisnis yang benar-benar menekuni budidaya sekaligus pemasaran seperti Ardiyan, tentu saja tak bisa hanya mengandalkan modal dan ketekunan saja. “Siapa saja bisa berjualan, tapi tentu saja untuk menembus tempat yang dituju Kita harus mengembangkan relasi,” tutur Ardiyan. (SH)

Sumber : http://www.wirausaha.com

7 komentar:

  1. Kalau boleh, tips-tips pemasarannya atau kerjasamanya Pak..soalnya budidaya tanpa pemasarannya ya orang bingung mau diapai, apalagi bagi pemula seperti saya..tertarik tapi masih ragu

    BalasHapus
  2. klo boleh.. minta no hp nya Mas Ardiyan Taufik donk/alamat email nya ke alamat email Sy : bowie_wibowo71@yahoo.com

    BalasHapus
  3. Mohon diberikan teknik budidaya belut termasuk media, air, pemberian pakan dan cara mencegah kanibal sesama belut. Saya akan mencoba di dalam box bekas bahan kimia yang dari plastik putih diberi rangka besi, terima kasih.

    BalasHapus
  4. iya pak.....saya setuju ma mas syubandi, bagaimana masarinnya pak....saya pengen terjun ke budidaya belut, malah mimpinya sih pengen bisa eksport...hehehe....boleh konsultasi pak.....minta emailnya....email saya unabanteng@yahoo.com

    BalasHapus
  5. kalau boleh tahu no hp mas Ardiyan ?
    salam,
    Sulchan
    Jl DUku I No.8, Jajar, SOLO
    0816671633

    BalasHapus
  6. saya tertarik setelah membaca artikel diatas tentang berbisnis belut, namum saya sendiri tidak tau bagaimana cara berbisnis belut ini agar menjadi sukses, dr pemeliharaan nya sampai dengan pemasaranny ?jd klo boleh saya minta masukankan dr tmn2 sekalian yg memang sudah mengerti tentang bisnis tersebut

    terima kasih.

    agastya.suwarandita@gmail.com (alamt email saya)

    BalasHapus
  7. kalo boleh minta no hp sama alamat.nya mas??
    saya mw belajar budidaya belut..
    salam,,
    krisbiyan solo
    email saya:go_jack.sparoow@rocketmail.com

    BalasHapus